Minggu, 30 Maret 2014

Konsep Akuntansi Gabungan Usaha dan Akuntansi Investasi Dalam Saham



A.   Konsep Akuntansi Gabungan Usaha
Penggabungan Usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha. Penggabungan entitas usaha yang terpisah adalah suatu alternatif perluasan secara internal melalui akuisisi atau pengembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan seringkali memberikan manfaat bagi semua entitas yang bersatu dan pemiliknya.

1.    Sifat Penggabungan Usaha
·         Horizontal Integration
Penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama, misalnya perusahaan consumer product bergabung dengan perusahaan consumer product juga.
·         Vertical integration
Adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda, secara berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama, misalnya Merck & Co salah satu produsen obat terbesar, mengakuisisi Medco Containment Services, Inc, distributor obat-obatan dokter. Penggabungan usaha secara integrasi vertikal ini diharapkan dapat mengurangi biaya pengiriman obat-obatan ke pasar
·         Conglomeration.
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang tidak saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan melakan diversifikasi untuk mengurangi risiko yang ada pada lini usaha tertentu, atau untuk mengimbangi perubahan penghasilan, seperti kegunaan akuisisi pada perusahaan manufaktur.

2.    Bentuk Penggabungan Usaha
·         Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar.
·         Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya, keduanya mempunyai hubungan yang saling menguntungkan.
·         Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya perusahaan angkutan bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan (catering).

3.    Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha
·         Metode Penyatuan Kepemilikan
Diasumsikan bahwa kepemilikan perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap tidak berubah. Karena tidak ada salah satupun dari perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap memperoleh perusahaan-perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian, sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru
·         Metode Pembelian
Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari perusahaan-perusahaan lain yang bergabung.

B.    Akuntansi Investasi Dalam Saham
Saham merupakan salah satu jenis surat berharga (efek) yang diperdagangkan di bursa efek. Saham diartikan sebagai bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Siapa saja yang memiliki saham berarti ia ikut menyertakan modal atau memiliki perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut.

1.    Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan pemilikan lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, kecuali anak perusahaan yang pengendaliannya bersifat sementara atau terdapat pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya kepada Perusahaan.

2.    Metode Akuntansi Untuk Saham
·         Metode Harga Perolehan
Metode harga perolehan digunakan apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang besar dalam perusahaan penerbit saham. Dalam metode ini, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, dan dividen diakui sebagai pendapatan pada saat diumumkan oleh dewan komisaris perusahaan penerbit saham.
·         Metode Equity
Metode equity dalam akuntansi investasi jangka panjang harus digunakan apabila investor mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap perusahaan penerbit saham. Dalam metode equity, saham yang dibeli sebagai investasi jangka panjang dicatat sebesar harga perolehannya, seperti halnya dalam metode harga perolehan.

Senin, 24 Maret 2014

Penggabungan Usaha dan Kontribusi Relatif Perusahaan

A. PENGGABUNGAN USAHA 

            Penggabungan Usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha. Penggabungan entitas usaha yang terpisah adalah suatu alternatif perluasan secara internal melalui akuisisi atau pengembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan seringkali memberikan manfaat bagi semua entitas yang bersatu dan pemiliknya.
            Dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis produk, mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat sehingga seringkali timbul persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan. Untuk mengatasi adanya saling merugikan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain, perlu kiranya diadakan suatu bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu bentuk kerjasama yang dapat ditempuh adalah dengan melalui penggabungan usaha antara dua atau lebih perusahaan dengan perusahaan yang lain baik yang sejenis maupun yang tidak sejenis.
            Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08 tahun 1999 :”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan menyatu dengan (uniting wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control) atas aktiva dan operasi perusahaan lain”

1. Alasan - alasan penggabungan usaha
           
Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas melalui penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi fasilitas-fasilitas baru? Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat perluasan adalah:
Ø  Manfaat Biaya (Cost Adventage).
Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang dibutuhkan melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama pada periode inflasi.

Ø  Risiko Lebih Rendah (Lower Risk).
Membeli lini produk dan pasar yang telah didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan produk baru dan pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika tujuannya adalah diversifikasi.

Ø  Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays).
Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang lainnya. 

Ø  Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers).
Beberapa perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka. Karena perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang untuk diambilalih, beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan dengan rasio hutang-terhadap ekuitas yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambilalih yang menarik. Dalam industri perbankan, contohnya, bank-bank yang independent mengakuisisi bank-bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar (market share) dan berkembang menjadi bank regional. Bank menggunakan penggabungan sebagai suatu cara untuk mencegah pengambilalihan oleh bank asing.

Ø  Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).
Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud maupun berwujud.
 

2. Bentuk Penggabungan Usaha
            Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241) dapat dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut :
 
1) Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan            usaha sebagai berikut :
Ø  Penggabungan horisontal,
yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar dibentuknya penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi diantara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan tersebut.

Ø  Penggabungan vertikal,
yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya, keduanya mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu perusahaan lain yang kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain yang kemudian bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan kontinuitas produksi.

Ø  Penggabungan konglomerat, 
   yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan dari perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya perusahaan angkutan bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan makanan catering).

 2) Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi :
Ø  Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli perusahaan lain yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi anak perusahaannya atau dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak mempunyai status hukum lagi dan yang mempunyai status hukum adalah perusahaan yang membelinya.
Ø  Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk satu perusahaan baru
Ø  Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham atau seluruh saham perusahaan lain tntuk memperoleh hak pengendalian (controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.

Kontribusi Relatif Perusahaan-perusahaan yang Bergabung
            Jika perusahaan yang baru dibentuk dalam konsolidasi akan mengeluarkan modal saham sebagai alat pembayaran kepada perusahaan-perusahaan yang digabung, dapat dipakai dua cara (pendekatan) di dalam menentukan banyaknya saham yang harus diserahkan kepada masing-masing perusahaan yang digabung.

1.    Kontribusi Relatif dari Kekayaan Bersih.
            Laporan keuangan dari masing-masing pihak harus disusun atas dasar harga pasarnya (harga yang disetujui oleh semua pihak). Tiap-tiap pos dari laporan keuangan harus diperiksa dan dianalisa secara khusus oleh akuntan yang independen, dan jika dirasa perlu, akuntan dapat menyusun kembali laporan keuangan tersebut agar supaya lebih informatif dan dapat diperbandingkan, serta sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim. Beberapa hal yang sering memerlukan perhatian khusus dalam rangka penyusunan laporan keuangan tersebut ialah metode penilaian yang dipakai terhadap investasi (surat-surat berharga), cadangan kerugian piutang, penentuan harga pokok dan prosedur penilaian persediaan, kebijaksa¬naan kapitalisasi aktiva tetap, metode dan kebijaksanaan depresiasi aktiva tetap, metode dan kebi¬jaksanaan amortisasi aktiva tak berwujud, pos-pos kontingensi serta kemungkinan adanya pos-pos transitoris dan antisipasi yang belum dicatat.
                        Berdasarkan laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim kemudian diadakan penilaian kembali semua harta kekayaan perusahaan sesuai dengan harga yang berlaku pada saat itu, untuk menentukan besarnya kekayaan bersih relatif yang akan diserahkan kepada perusahaan yang baru dibentuk.

1.    Kontribusi Relatif dari Laba yang Diproyeksikan.
            Penentuan besarnya kontribusi relatif dari rata-rata keuntungan kepada perusahaan yang baru dibentuk memerlukan juga bantuan dari orang yang ahli di bidang ini. Ada beberapa langkah yg harus dilakukan yaitu: Laporan laba/rugi dari perusahaan yang digabung juga harus disusun sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim, seperti halnya pada neraca. Jika dijumpai prosedur penentuan laba/rugi yang menyimpang dari prinsip akuntansi, maka diperlukan adanya penyesuaian-penyesuaian. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus dalam hubungannya dengan penentuan besarnya kontribusi relatif dari rata-rata keuntungan ialah penentuan besarnya harga pokok barang yang dijual maupun harga pokok produksinya, termasuk inventory pricing dan metode penilaian yang dipakai, biaya-biaya yang berhubungan dengan aktiva tetap termasuk depresiasi dan amortisasi aktiva tetap tak berwujud.

Source : fadjarika.blogspot.com     mercubuana.ac.id    Makalah Kelompok 1 (Akuntansi Keuangan Lanjut)

Sabtu, 22 Maret 2014

Review Jurnal Keuangan



IDENTITAS ARTIKEL LAPORAN KEUANGAN
a.       Judul                     :  Pengantar Akuntansi, Laporan Keuangan dan Pencatatan
 Transaksi
b.       Penulis                  :  Dharma Tintri Ediraras Sudarsono
c.       Jurnal                    :  Akuntansi Keuangan
d.       Volume/Edisi         :  Pertama Cetakan Kelima
e.       Tahun                   :  1996
f.        Halaman               :  25 – 42

A. LATAR BELAKANG
Dalam kondisi krisis perekonomian global, suatu perusahaan akan dihadapkan pada apakah perusahaan tetap dapat mempertahankan kinerja yang telah dibangun selama ini atau akan ikut terpuruk seperti yang sedang terjadi pada perusahaan di negara-negara lainnya. Jika perusahaan dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien sehingga kinerja perusahaan dapat dipertahankan dan tetap dapat tercapai sesuai target yang ditetapkan, maka dapat dikatakan perencanaan yang dibuat oleh manajemen perusahaan telah berhasil. Untuk menilai keberhasilan kinerja perusahaan dapat dilakukan melalui analisa laporan keuangan, analisis khusus, basis data, dan sumber informasi lainnya yang menjadi pertimbangan yang masuk akal tentang kondisi masa lalu, sekarang dan prospek dari usaha serta efektivitas pimpinannya.

B.   RUMUSAN MASALAH
Melakukan analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan setiap triwulan dan tahunan. Kinerja laporan keuangan pada tahun 2001, 2002 dan 2003 yang terlihat cukup baik.
Tujuan penelitian ini adalah :
1)     Mengetahui penerapan Analisa Laporan Keuangan.
2)     Menilai Analisa Laporan Keuangan sebagai salah satu alat untuk menilai kinerja keuangan.

C.  METODE PENELITIAN
a.       Pengukuran variabel  :
Variabel yang digunakan Laporan Keuangan Konsolidasi terdiri dari Neraca dan Laporan Laba Rugi untuk periode yang berakhir tanggal 31 Desember 2001, 2002, dan 2003.

b.       Metode analisis  :
Perencanaan dengan mengidentifikasi kebutuhan data yang digunakan dalam analisa laporan keuangan. Alat yang digunakan penulis dalam penilaian kinerja keuangan adalah melalui analisa laporan keuangan secara komparatif dan rasio keuangan.

c.       Objek :
Buku Pengantar Akuntansi I edisi pertama cetakan kelima, Juli 1996 oleh Dharma Tintri Ediraras Sudarsono

D.  HASIL
Berdasarkan analisa data komparatif dan rasio-rasio keuangan dapat dijelaskan bahwa keuangan pada tahun 2002 dapat meningkatkan kinerja terutama pada laba usaha dan laba bersih sehingga menghasilkan margin laba bersih (nett profit margin) dibandingkan dengan tahun 2001. Sedangkan untuk tahun 2003 kenaikannya tidak sebesar pada tahun 2002.

E.   KESIMPULAN
Analisa laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan setiap triwulan dan tahunan. Kinerja keuangan pada tahun 2001, 2002 dan 2003 terlihat cukup baik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa likuiditas tahun 2002 dan 2003 cukup baik namun pada tahun 2001 terjadi beda penyajian laporan keuangan yang mengakibatkan analisa rasio likuiditas terlihat tidak baik. Solvabilitas terlihat cukup baik, dimana dapat memenuhi seluruh total kewajiban-kewajibannya apabila mengalami likuiditas. Disarankan untuk mempertahankan kinerja yang ada sekarang ini, bahkan harus bisa lebih ditingkatkan lagi dan harus melakukan Cost Efektif Program atau efisiensi biaya, dimana penghematan biaya ini akan meningkatkan laba usaha. Sehingga dapat meningkat.